Mudik bukan sekadar perjalanan pulang kampung, tapi juga simbol kebersamaan dan kekeluargaan. Di Korea, tradisi mudik sangat identik dengan Chuseok, sementara di Indonesia, ada momen Lebaran, Natal, hingga Tahun Baru yang kerap dijadikan waktu untuk pulang ke kampung halaman. Meski berbeda budaya, esensi dari mudik tetap sama: bertemu keluarga, menghormati leluhur, dan berbagi kebahagiaan.
Chuseok: Mudiknya Orang Korea
Di Korea, Chuseok (추석) adalah salah satu hari libur terbesar yang mirip dengan tradisi mudik di Indonesia. Biasanya jatuh pada bulan September atau Oktober (hari ke-15 bulan ke-8 dalam kalender lunar), Chuseok adalah momen berkumpulnya keluarga untuk menghormati leluhur.
Tradisi Unik saat Chuseok:
- Ziarah ke makam leluhur → Orang Korea melakukan “Charye” (차례), yaitu ritual penghormatan kepada leluhur dengan menyajikan makanan khusus.
- Makan bersama → Hidangan khas Chuseok seperti songpyeon (송편), kue beras berbentuk bulan sabit, selalu ada di meja makan.
- Perjalanan mudik yang melelahkan → Sama seperti di Indonesia, jalanan macet saat Chuseok sudah jadi pemandangan biasa di Korea. Tiket kereta dan bus ludes jauh sebelum hari H!
Mudik di Indonesia: Tak Hanya Saat Lebaran
Kalau di Korea ada Chuseok, di Indonesia tradisi mudik lebih beragam. Lebaran jadi momen paling besar, tapi ada juga yang memilih pulang kampung saat Natal atau Tahun Baru.
Mudik Lebaran: Momen Sakral Pulang Kampung
- Perjalanan panjang demi keluarga → Jutaan orang di Indonesia rela menempuh perjalanan belasan jam untuk bisa berlebaran bersama keluarga di kampung halaman.
- Bagi-bagi THR dan ketupat Lebaran → Salah satu tradisi paling ditunggu saat mudik adalah THR dari sanak saudara serta menyantap ketupat dan opor ayam di rumah keluarga.
- Macet? Sudah biasa! → Mudik di Indonesia identik dengan kemacetan parah, terutama di jalur-jalur utama seperti Pantura.
Mudik Natal & Tahun Baru: Momen Kebersamaan yang Tak Kalah Meriah
Selain Lebaran, Natal dan Tahun Baru juga jadi momen pulang kampung bagi banyak orang di Indonesia. Biasanya, mudik Natal lebih banyak dilakukan oleh umat Kristiani yang ingin merayakan misa bersama keluarga, sementara mudik Tahun Baru lebih identik dengan liburan dan berkumpul dengan orang-orang tersayang.
Kesamaan & Perbedaan Mudik Korea vs Indonesia
Aspek | Chuseok (Korea) | Mudik di Indonesia |
---|---|---|
Tujuan | Menghormati leluhur & berkumpul dengan keluarga | Berkumpul dengan keluarga & merayakan hari besar |
Makanan khas | Songpyeon, bulgogi, galbijjim | Ketupat, opor ayam, rendang |
Macet? | Iya, terutama di Seoul & Busan | Iya, terutama di jalur Pantura & tol Trans Jawa |
Durasi libur | 3 hari (bisa lebih jika akhir pekan) | Bisa lebih dari seminggu, tergantung kebijakan kantor & sekolah |
Keseruan lain | Festival rakyat, permainan tradisional | Silaturahmi, bagi-bagi THR, liburan keluarga |
Mudik Korea vs Indonesia: Esensi yang Sama, Tradisi yang Berbeda
Meskipun budaya berbeda, mudik di Korea dan Indonesia sama-sama tentang keluarga. Baik saat Chuseok maupun Lebaran, perjalanan panjang dan kemacetan seolah bukan masalah asalkan bisa berkumpul dengan orang-orang tercinta.
Jadi, Misundeul lebih relate dengan mudik Chuseok di Korea atau tradisi mudik di Indonesia? Apa pun pilihannya, yang terpenting adalah makna kebersamaan dan kehangatan dalam setiap perjalanan pulang.
Mudik Korea vs Indonesia memiliki perbedaan dalam budaya dan momen perayaannya, namun nilai kebersamaan yang diusung tetap sama. Baik itu saat Chuseok di Korea atau mudik Lebaran dan Natal di Indonesia, tradisi ini selalu menjadi waktu spesial untuk bertemu keluarga, merayakan kebersamaan, dan mengenang nilai-nilai leluhur.